Talasemia merupakan penyakit bawaan dimana sistem
tubuh penderitanya tidak mampu memproduksi hemoglobin yang normal. Hemoglobin abnormal yang dihasilkannya mempunyai masa hidup yang
pendek dan cepat sekali diurai oleh tubuh sehingga menyebabkan anemia. Tes darah khusus
dapat mendeteksi salah satu jenis talasemia
alfa (jenis yang lebih berat) atau talasmeia beta (yang pengobatannya
membutuhkan transfuse darah secara teratur). Salah satu atau kedua orang tua
mungkin merupakan pembawa (carrier) penyakoit talasemia, yang akan menyebabkan
anak mewarisi gen-gen yang menyebabkan talasemia tapi tidak membawa pengaruh
besar pada darahnya. Hanya anak-anak yang menderita talasemia mayor yang
menghadapi masalah besar.
Bagaimana Pewarisan Thalasemia?
Jika pasangan Anda bukan pembawa penyakit
talasemia ini, tingkat kemungkinan gen anak Anda membawa talasemia adalah 50%. Namun jika kedua orangtua sama-sama pembawa, peluan anak Anda
akan menderita talasemia mayor adalah satu banding empay. Penyakit talasemia
pada janin dapat didiagnosisi melalui tes diagnostic khusus. Tes ini akan
dilakukan bila orang tua mengkhawatirkan kondisi anakbya. Ada orangtua yang
memilih untuk mengugurkan kandungannya ketimbang anaknya harus mengalami
kesulitan yang berkaitan dengan talasemua mayor.
Sindrom penyakit talasemia mencerminkan
sekelompok gangguan diwariskan yang disebabkan oleh kelainan sintesis rantai
polipeptida alfa atau beta hemoglobin manusia.Sindrom
talasemia lebih sering terjadi pada populasi Mediterania, Asia dan Afrika.
Ketidakseimbangan sintesis rantai globin menyebabkan presipitasi lisis rantai
globin yang tidak berpasangan dan erirtosit. Komplikasi talasemia disebabkan
oleh anemia, hemolisis, dan peningkatan kompensasi produksi eritrosit. Sindrom
talasemia beta dikateorikan berdasarkan atas tiga derajat beratnya keadaan
klinis. Pasien penyakit talasemia mayor atau anemia Cooleys mengalami
anemia hipokromik sedang sampai berat dan bergantung pada transfuse darah.
Pasien Penyakit Talasemia intermedia mengalami anemia hipokromik ringan sampai
sedang dan tidak bergantung pada transfuse darah. Pasien talasemia minor atau
talasemia beta bersifat asimptomatik dan mengalami anemia hipokromik ringan.
Penyakit Talasemia beta harus dibedakan dari
anemia defisiensi besi. Pasien yang menderita talasemia beta dapat memiliki MCV
yang kurang dari 75 fentoliter disertai peningkatan jumlah (massa) eritrosit.
Juga pada pasien-pasien yang memiliki sifat talasemia beta MCV terlalu rendah
unutk anemia ringan jika anemia tersebur akibat defisiensi besi.
Elektroforesisi hemoglobin akan menunjukkan peningkatan jumlah Hb A2, atau
peningkatan jumlah Hb F, atau keduanya. Hasil pemeriksaan besi pada pasien
talasemia beta dapat tidak member kesan adanya defisiensi besi akan tetapi penyebab
anemia defisiensi
besi dan sifat talasemia beta dapat muncul secara bersamaan.
Deteksi Dini Penyakit
Thalasemia
Sangat perlu deteksi dini pada penyakit talasemia untuk
dilakukan karena pertambahan dari penderita talasemia yang semakin tinggi dan penanganan
sejak dini lebih baik lagi dibandingkan dengan melakukan suatu screening disaat
perjalanan suatu penyakit sudah mulai lanjut. Sasaran dalam melakukan suatu
deteksi dini adalah pasangan yang akan menuju pada jenjang pernikahan, untuk
ibu hamil sebagai salah satu syarat dari pemeriksaan prenatal, anak-anak yang dicurigai
menderita penyakit talasemia. Pemeriksaan lab tadi dilakukan dengan
memeriksakan darah secara lengkap seperti :
- Hemoglobin
- Leukosit
- Eritrosit
- Trombosit
- Hematokrit
- Diffcount
- LED
- MCV
- MCH
- MCHC
Jika penderita penyakit talasemia tidak mendapatkan penanganan
lebih serius, maka mereka hanya akan bertahan paling tidak usia 8 tahun.
Perawatan yang dilakukan biasanya adalah dengan memberikan suatu perawatan yang
rutin dengan transfusi darah untuk bisa memperpanjang harapan hidup si
penderita. Dan selain itu juga memerlukan obat thalasemia dalam membantu
mengatasi terjadinya penumpukkan zat besi. Obat desferal yang diberikan dalam
penyuntikkan, serta saat ini sudah banyak diberikan bagi mereka yang diatas 2
tahun. Tindakan dari penalaksanaan yang baik justri adalah dengan melakukan
pencangkokan sumsum tulang, dimana jaringan pada sumsum tulang pasien diganti
dengan sumsum tulang si pendonor yang cocok yang berasal dari anggota keluarga.
Namun hal ini masih cukup sulit dilakukan dan juga biaya hidup yang semakin
meningkat. Dan sebagai pemantaunya maka dilakukan dengan pemeiksaan kadar
feritin selama 1-3 bulan, untuk membantu mengetahui kelebihan dari zat besi.
Dan selakin akibat dari penyakit anemia yang kronis, maka juga membutuhkan
adanya suatu pemantauan mengenai proses dari tumbuh kembangnya.
Pencegahan yang bisa dilakukan adalah untuk penyakit talasemia
trait adalah menikah dengan pasangan yang mempunyai darah normal. Karena anak
yang dilahirkan nanti tidak akan terkena penyakit thalasemia mayor. Walaupun memang
masih ada suatu kemungkkinan bisa terkena penyakit thalasemia trait. Pada
pasangan suami istri yang biasanya masuk ke dalam golongan thalasemia trait,
dalam melakukan pencegahan kemungkinan adalah melahirkan anak thalasmia mayor,
dengan melakukan pencegahan yang dibantu juga dengan dokter dan ahli genetika.
Pemeriksaan
thalasemia biasanya dilakukan hanya untuk :
1. Mereka
yang sebelumnya mempunyai riwayat keluarga penderita penyakit thalasemia
2. Seseorang
dengan gejala atau tanda penyakit anemia yang terjadi secara terus menerus
3. Pasangan
usia subur
4. Kadar
dari hemoglobin yang sangat rendah walaupun sudah minum obat dan juga minum
suplemen penambah darah misalnya adalah seperti zat besi
5. Pada
ibu hamil


0 Response to "Thalasemia"
Posting Komentar